BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam berkomuikasi, baik secara lisan
maupun tulisan, seringkali kita menggunakan gaya bahasa untuk mewakili perasaan agar lebih menarik bagi
lawan bicara. Akan tetapi masih banyak sekali penggunaan gaya bahasa tersebut
yang mengalami ketidaksesuaian, sehingga mengakibatkan kesalahpahaman dalam
berinteraksi. Dengan mengetahui yang mana gaya bahasa dan yang mana bukan gaya
bahasa, diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi serta dapat
meminimalisir hal tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
Untuk memberikan arahan dalam pembahasan makalah ini, maka permasalahan yang akan
dibahas dirumuskan sebagai berikut.
v Apakah
pengertian gaya?
v Apakah
pengertian gaya bahasa menurut para ahli?
v Apakah
pengertian majas, dan apa perbedaannya dengan gaya bahasa?
v Terbagi
menjadi berapa gaya bahasa dalam bahasa Indonesia?
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan :
v Untuk menambah pengetahuan mengenai
pengertian gaya bahasa.
v Menambah pengetahuan mengenai macam-macam gaya
bahasa.
v Mengubah presepsi bahwa gaya bahasa sama
dengan majas
v
Melaksanakan
tugas mata kuliah dengan penuh tanggung jawab
v
Mempererat
tali silaturahmi antar anggota kelompok.
1.4
Kegunaan
v Makalah ini diharapkan dapat membantu
dalam pembelajaran mata kuliah Stilistika, dalam forum diskusi
v Mahasiswa dapat memahami apa
sebenarnya pengertian serta jenis – jenis gaya bahasa tersebut.
v Menjadi bekal bagi calon-calon guru
Bahasa Indonesia sebelum terjun ke masyarakat guna mencerdaskan anak bangsa.
1.5
Metode Penulisan
Penulis memergunakan metode observasi. Dalam metode ini
penulis membaca buku dan artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gaya, Gaya Bahasa,
& Majas
2.1.1 Pengertian Gaya
Gaya
adalah keseluruhan cara yang dilakukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari,
baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, baik lisan maupun tulisan. Tidak ada
kegiatan yang dilakukan tanpa menggunakan gaya tertentu. Perbedaannya terletak
pada kualitasnya. Sehingga, secara garis besar dapat dibedakan atas tiga gaya :
a) Kegiatan
dengan intensitas rendah
Contohnya : Berjalan
yang dilakukan secara alamiah tanpa disadari.
b) Kegiatan
dengan intensitas sedang
Contohnya : Berjalan
yang dilakukan secara disadari
c) Kegiatan
dengan intensitas tinggi
Contohnya : Berjalan
dengan tujuan ingin diperhatikan oleh orang lain.
2.1.2 Pengertian Gaya Bahasa
v
Keraf (2006, 112-113) mengatakan:
Gaya
atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata
Latin yaitu stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin.
Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada
lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk
menulis indah, maka style lalu
berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan
kata-kata secara indah.
Karena perkembangan itu gaya
bahasa meliputi semua yang berhubungan dengan kebahasaan. Walaupun style berasal dari bahasa Latin, orang
Yunani sudah mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :
(a)
Platonik : menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan; menurut mereka ada ungkapan
yang memiliki style, ada yang tidak memiliki style.
(b) Aristoteles
: menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang inheren, yang ada dalam
setiap ungkapan.
v
Tarigan (1985:5)
Mengemukakan “gaya
bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan
dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau
hal lain yang lebih umum”
v
Muhardi dan Hasanuddin ws (2006:43-45)
Gaya bahasa menyangkut kemarihan pengarang mempergunakan bahasa
sebagai medium fiksi. Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan
kekurangannya harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang.
v Semi
(1984:38-41)
Gaya bahasa yaitu yang
digunakan oleh sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik
karena selain dekat dengan watak dan jiwa penyair, juga membuat bahasa yang
digunakan berbeda dalam makna. Jadi gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.
Ø
Akhirnya style
atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ( pemakai
bahasa ) [1]
Ø
Gaya bahasa yaitu gaya yang berkaitan dengan
dengan masalah umum penulisan, penyajian, struktur penceritaan, termasuk cara
penampilan karakter huruf, kover, serta ukuran buku. [2]
Majas (figure
of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau
pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Menurut teori sastra
konteporer, majas hanyalah sebagian kecil dari gaya bahasa. Majas dengan
demikian merupakan penunjang, unsur-unsur yang berfungsi melengkapi untuk
melengkapi gaya bahasa. Dengan kalaimat lain, gaya bahasa jauh lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan majas.
2.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Gaya bahasa dapat ditinjau dari dua
sudut pandang, yaitu dari segi nonbahasa dan dari segi bahasa. Akan tetapi kali
ini pemakalah hanya membahas dari segi nonbahasa. Pengikut Aristoteles menerima
style sebagai hasil dari bermacam-macam
unsur. Pada dasarnya style dapat dibagi atas tujuh pokok, sebagai berikut:
2.2.1 Berdasarkan Pengarangnya
Gaya
yang disebut sesuai dengan nama pengarang dikenal berdasarkan ciri pengenal
yang digunakan pengarang atau penulis dalam karangan. Pengarang yang kuat dapat
mempengaruhi orang-orang sejamannya, atau pengikutnya, sehingga dapat membentuk
sebuah aliran.
Contohnya : gaya Chairil yang menganut
gaya ekspresionisme, yaitu merasakan apa yang bergejolak dalam jiwanya.
Pengarang ekspresionisme menyatakan perasaan cintanya, bencinya, rasa
kemanusiaannya, rasa ketuhanannya yang tersimpan di dalam dadanya. Baginya,
alam hanyalah alat untuk menyatakan pengertian yang lebih tentang manusia yang
hidup.
Emelia Zola
seorang pengarang yang menganut aliran naturalis dari Perancis. Aliran
naturalisme ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya, sering cenderung kepada
lukisan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran.
Untuk melukiskan kejelekan masyarakat, pengarang naturalis tidak segan-segan
melukiskan kemesuman.
2.2.2 Berdasarkan Masa
Ini dikenal karena ciri-ciri tertentu
yang didasarkan pada masa waktu tertentu. Misalnya sastra lama, sastra modern,
dan sebagainya.
Ciri-ciri sastra
lama :
ü
Anonim
atau tidak ada nama pengarangnya
ü
Istanasentris
(terikat pada kehidupan istana kerajaan)
ü
Tema
karangan bersifat fantastis
ü
Karangan
berbentuk tradisional
ü
Proses
perkembangannya statis
Ciri-ciri sastra modern :
ü Pengarang dikenal oleh masyarakat
luas
ü Proses perkembangan dinamis
ü Ttema karangan bersifat rasional
ü Brsifat modern / tidak tradisional
2.2.3 Berdasarkan Medium
Maksud dengan medium adalah dalam arti alat
komunikasi.Tiap bahasa, karena struktur dan situasi sosial pemakaiannya, dapat
memiliki corak tersendiri. Misalnya sebuah karya yang ditulis dalam bahasa
Jerman akan memiliki gaya yang berlainan, bila ditulis dalam bahasa Indonesia.
2.2.4 Berdasarkan Subyek
subyek yang menjadi pokok pembicaraan dalam
sebuah karangan dapat mempengaruhi pula gaya bahasa sebuah karangan. Misalnya
kita mengenal gaya: filsafat ilmiah (hukum, teknik, sastra, dan sebagainya),
didaktik, dan sebagainya.
2.2.5 Berdasarkan Tempat
Gaya ini mendapat namanya dari lokasi
geografis, karena ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan atau ekspresi
bahasanya. Ada gaya Jakarta, Medan, Jogja, Bandung, dan sebagainya.
2.2.6 Berdasarkan Hadirin
Seperti halnya dengan subyek, maka hadirin
atau jenis pembaca juga mempengaruhi gaya yang dipergunakan seorang pengarang.
Misalnya ada gaya popular untuk yang cocok untuk rakyat banyak, ada gaya sopan
yang cocok untuk lingkunagan istana atau lingkungan terhornat, ada pula gaya
intim (familiar) yang cocok untuk lingkungan keluarga atau orang yang akrab.
2.2.7 Berdasarkan Tujuan
Gaya
berdasarkan tujuan memperoleh namanya dari maksud yang ingin disampaikan oleh
pengarang, dimana pengarang ingin mencurahkan gejolak emotifnya. Misalnya ada
gaya humor, gaya luhur, gaya sentimental, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah kami coba
menguraikan pembahasa makalah ini. Kami dapat menyimpulkan bahwa :
Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun
tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita
gunakan untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.
3.2 Saran-Saran
Dari penulisan
makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyaknya
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap
penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, dan apabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan, baik itu dari
kalimat ataupun susunannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Daftar Pustaka
v Keraf,
Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
v Prof.
Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika
: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar