Selasa, 04 Desember 2012

Makalah Tentang Pengertian Gaya, Gaya Bahasa, & Majas


BAB I
                   PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
         Dalam berkomuikasi, baik secara lisan maupun tulisan, seringkali kita menggunakan gaya bahasa  untuk mewakili perasaan agar lebih menarik bagi lawan bicara. Akan tetapi masih banyak sekali penggunaan gaya bahasa tersebut yang mengalami ketidaksesuaian, sehingga mengakibatkan kesalahpahaman dalam berinteraksi. Dengan mengetahui yang mana gaya bahasa dan yang mana bukan gaya bahasa, diharapkan dapat memperlancar proses komunikasi serta dapat meminimalisir hal tersebut.

1.2        Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan dalam pembahasan makalah ini, maka permasalahan yang akan   dibahas dirumuskan sebagai berikut.
v  Apakah pengertian gaya?
v  Apakah pengertian gaya bahasa menurut para ahli?
v  Apakah pengertian majas, dan apa perbedaannya dengan gaya bahasa?
v  Terbagi menjadi berapa gaya bahasa dalam bahasa Indonesia?

1.3  Tujuan Penulisan
  Penulisan makalah ini bertujuan :
v  Untuk menambah pengetahuan mengenai pengertian gaya bahasa.
v  Menambah pengetahuan mengenai macam-macam gaya bahasa.
v  Mengubah presepsi bahwa gaya bahasa sama dengan majas
v  Melaksanakan tugas mata kuliah dengan penuh tanggung jawab
v  Mempererat tali silaturahmi antar anggota kelompok.
1.4        Kegunaan
v  Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran mata kuliah Stilistika, dalam forum diskusi
v  Mahasiswa dapat memahami apa sebenarnya pengertian serta jenis – jenis gaya bahasa tersebut.
v  Menjadi bekal bagi calon-calon guru Bahasa Indonesia sebelum terjun ke masyarakat guna mencerdaskan anak bangsa.
1.5        Metode Penulisan
Penulis memergunakan metode observasi. Dalam metode ini penulis membaca buku dan artikel yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gaya, Gaya Bahasa, & Majas
2.1.1 Pengertian Gaya
Gaya adalah keseluruhan cara yang dilakukan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, baik kegiatan jasmaniah maupun rohaniah, baik lisan maupun tulisan. Tidak ada kegiatan yang dilakukan tanpa menggunakan gaya tertentu. Perbedaannya terletak pada kualitasnya. Sehingga, secara garis besar dapat dibedakan atas tiga gaya :
a)      Kegiatan dengan intensitas rendah
Contohnya : Berjalan yang dilakukan secara alamiah tanpa disadari.
b)      Kegiatan dengan intensitas sedang
Contohnya : Berjalan yang dilakukan secara disadari
c)      Kegiatan dengan intensitas tinggi
Contohnya : Berjalan dengan tujuan ingin diperhatikan oleh orang lain.
2.1.2 Pengertian Gaya Bahasa
v  Keraf (2006, 112-113) mengatakan:
                  Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin yaitu stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah.
                  Karena perkembangan itu gaya bahasa meliputi semua yang berhubungan dengan kebahasaan. Walaupun style berasal dari bahasa Latin, orang Yunani sudah mengembangkan sendiri teori-teori mengenai style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu :
(a)    Platonik : menganggap style sebagai kualitas suatu ungkapan; menurut mereka ada ungkapan yang memiliki style, ada yang tidak memiliki style.
(b)   Aristoteles : menganggap bahwa gaya adalah suatu kualitas yang inheren, yang ada dalam setiap ungkapan.
v  Tarigan (1985:5)
Mengemukakan “gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum”
v  Muhardi dan Hasanuddin ws (2006:43-45)
      Gaya bahasa menyangkut kemarihan pengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi. Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang.
v  Semi (1984:38-41)
Gaya bahasa yaitu yang digunakan oleh sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik karena selain dekat dengan watak dan jiwa penyair, juga membuat bahasa yang digunakan berbeda dalam makna. Jadi gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.
Ø Akhirnya style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis ( pemakai bahasa ) [1]
Ø Gaya bahasa yaitu gaya yang berkaitan dengan dengan masalah umum penulisan, penyajian, struktur penceritaan, termasuk cara penampilan karakter huruf, kover, serta ukuran buku. [2]
      Majas (figure of speech) ialah pilihan kata tertentu sesuai dengan maksud penulis atau pembicara dalam rangka memperoleh aspek keindahan. Menurut teori sastra konteporer, majas hanyalah sebagian kecil dari gaya bahasa. Majas dengan demikian merupakan penunjang, unsur-unsur yang berfungsi melengkapi untuk melengkapi gaya bahasa. Dengan kalaimat lain, gaya bahasa jauh lebih luas cakupannya dibandingkan dengan majas.  

2.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa
         Gaya bahasa dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu dari segi nonbahasa dan dari segi bahasa. Akan tetapi kali ini pemakalah hanya membahas dari segi nonbahasa. Pengikut Aristoteles menerima style sebagai hasil dari bermacam-macam unsur. Pada dasarnya style dapat dibagi atas tujuh pokok, sebagai berikut:
2.2.1 Berdasarkan Pengarangnya
            Gaya yang disebut sesuai dengan nama pengarang dikenal berdasarkan ciri pengenal yang digunakan pengarang atau penulis dalam karangan. Pengarang yang kuat dapat mempengaruhi orang-orang sejamannya, atau pengikutnya, sehingga dapat membentuk sebuah aliran.
Emelia Zola seorang pengarang yang menganut aliran naturalis dari Perancis. Aliran naturalisme ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya, sering cenderung kepada lukisan yang buruk, karena ingin memberikan gambaran nyata tentang kebenaran. Untuk melukiskan kejelekan masyarakat, pengarang naturalis tidak segan-segan melukiskan kemesuman.

2.2.2 Berdasarkan Masa
         Ini dikenal karena ciri-ciri tertentu yang didasarkan pada masa waktu tertentu. Misalnya sastra lama, sastra modern, dan sebagainya.
Ciri-ciri sastra lama :
ü Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
ü Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
ü Tema karangan bersifat fantastis
ü Karangan berbentuk tradisional
ü Proses perkembangannya statis

Ciri-ciri sastra modern :
ü Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
ü Proses perkembangan dinamis
ü Ttema karangan bersifat rasional
ü Brsifat modern / tidak tradisional
2.2.3  Berdasarkan Medium
     Maksud dengan medium adalah dalam arti alat komunikasi.Tiap bahasa, karena struktur dan situasi sosial pemakaiannya, dapat memiliki corak tersendiri. Misalnya sebuah karya yang ditulis dalam bahasa Jerman akan memiliki gaya yang berlainan, bila ditulis dalam bahasa Indonesia.
2.2.4  Berdasarkan Subyek
   subyek yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah karangan dapat mempengaruhi pula gaya bahasa sebuah karangan. Misalnya kita mengenal gaya: filsafat ilmiah (hukum, teknik, sastra, dan sebagainya), didaktik, dan sebagainya.
2.2.5  Berdasarkan Tempat
   Gaya ini mendapat namanya dari lokasi geografis, karena ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan atau ekspresi bahasanya. Ada gaya Jakarta, Medan, Jogja, Bandung, dan sebagainya.
2.2.6 Berdasarkan Hadirin  
   Seperti halnya dengan subyek, maka hadirin atau jenis pembaca juga mempengaruhi gaya yang dipergunakan seorang pengarang. Misalnya ada gaya popular untuk yang cocok untuk rakyat banyak, ada gaya sopan yang cocok untuk lingkunagan istana atau lingkungan terhornat, ada pula gaya intim (familiar) yang cocok untuk lingkungan keluarga atau orang yang akrab.
2.2.7  Berdasarkan Tujuan
   Gaya berdasarkan tujuan memperoleh namanya dari maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang, dimana pengarang ingin mencurahkan gejolak emotifnya. Misalnya ada gaya humor, gaya luhur, gaya sentimental, dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Setelah kami coba menguraikan pembahasa makalah ini. Kami dapat menyimpulkan bahwa :
Dalam proses berbahasa, baik itu dalam penggunaan komunikasi lisan maupun tulisan, adanya hal yang disebut dengan gaya bahasa, gaya bahasa dapat kita gunakan untuk memperindah kata atau komunikasi kita dengan orang lain.

3.2 Saran-Saran
      Dari penulisan makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyaknya kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tetap penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, dan apabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan, baik itu dari kalimat ataupun susunannya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Daftar Pustaka
v  Keraf, Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka   Utama
v  Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna. 2009. Stilistika : Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar




















[1] Keraf, Gorys.2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.Halaman 112

[2] Prof. Dr. Nyoman kutha Ratna, S.U. 2009. Stilistika kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan     Budaya

Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMaB) STKIP Paris Barantai Kotabaru T.A 2010/2011


Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMaB) STKIP Paris Barantai Kotabaru T.A 2010/2011

Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMaB) ialah suatu masa dimana selain bertujuan untuk mengenalkan para mahasiswa baru pada lingkungan kampus, juga suatu masa dimana calon mahasiswa baru dibina untuk menjadi lebih matang.

Hal itu dikatakan ketua panitia pelaksana Asep Fauzi  pada saat pembukaan MOMaB STKIP Paris Barantai Kotabaru Tahun Akademik 2010/2011, Rabu (4/8).

Dalam laporannya tersebut ia mengatakan, berdasarkan hasil seleksi mahasiswa baru, baik dari gelombang pertama maupun kedua, jumlah mahasiswa baru yang mengikuti MOMaB tersebut sebanyak 408 orang peserta, ini merupakan jumlah terbanyak sepanjang STKIP dibentuk dari PGSD/AKPB pada tahun 2000 silam, hingga terbentuk pada tahun 2008 yang terdiri dari 128 orang dari prodi pendidikan Matematika, 129 orang dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), 131 orang dari prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, serta berasal dari semester III sebanyak 4 orang.

     ”Mengingat pentingnya kegiatan ini kami dari panitia mengharapkan agar kiranya seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga nantinya mendapatkan predikat lulus. Karena lulus MOMaB adalah syarat dasar bagi mahasiswa STKIP Paris Barantai kotabaru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi yang ada di kampus, serta merupakan syarat dalam mengikuti kegiatan PPL, serta pengajuan Skripsi pada akhir perkuliahan,” katanya.

       Masa Orientasi yang bertemakan ”Optimalisasi Kemandirian Mahasiswa STKIP Paris Barantai Kotabaru yang Bermoral serta Profesional” tersebut dibagi atas 24 kelompok yang per kelompoknya terdiri dari 17 orang peserta yang tergabung dari masing-masing prodi.

       Dalam kesempatan tersebut ketua panitia menyebutkan bahwa calon mahasiswa baru yang masuk ke STKIP Paris Barantai Kotabaru ini bukan hanya berasal dari Kabupaten Kotabaru saja, akan tetapi juga berasal dari kabupaten-kabupaten lain bahkan ada juga dari provinsi lain, seperti Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Provinsi kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, serta Jawa Tengah, yang merupakan kebanggan tersendiri bagi STKIP Paris Barantai Kotabaru yang masih berumur jagung dan baru memiliki tiga prodi tersebut.

       Lebih lanjut Asep Fauzi mengatakan bahwa pada kegiatan ini panitia sudah menyusun ketentuan lulus tidaknya peserta, yaitu dengan berbentuk sistem poin. Jadi apabila peserta yang melakukan kesalahan/pembangkangan akan mendapatkan satu poin dan batas maksimalnya yaitu tiga poin setiap peserta. Dalam kegiatan MOMaB ini juga para peserta wajib melewati empat pos (kesiapan, kesehatan, penggodokan, dan perlengkapan) yang dimulai pada pukul 05.20, dan harus sudah sampai di halaman kampus pada pukul 06.00, dan pulang pada pukul 18.00.

       Kegiatan yang dibuka langsung oleh Ketua STKIP Paris Barantai Kotabaru yang juga merupakan Wakil Bupati Kabupaten Kotabaru-Drs. Rudy Suryana, M. M.Pd ini dihadiri oleh KODIM Kotabaru serta karyawan(i) STKIP Paris Barantai Kotabaru, yang dilanjutkan dengan penyematan atribut secara simbolis kepada peserta MOMaB oleh pembantu ketua III Bapak Agus Safrudin, S.Pd.

        Kegiatan yang dikendalikan oleh 32 orang panitia tersebut juga selain diisi oleh pemateri dari pihak lembaga, juga diisi oleh pemateri dari luar kampus yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Kotabaru, BNK Kotabaru, KODIM Kotabaru, serta POLANTAS Kotabaru.

        Pada kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut yang dimulai pada hari Rabu 04 Agustus 2010 dan berakhir pada hari Sabtu 07 Agustus 2010 dengan diakhiri kegiatan Out Bound. Sedangkan pada malam harinya yang dimulai pada pukul 20.00 yang berlangsung di Aula STKIP Paris Barantai Kotabaru dengan acara penutupan, sekaligus Malam Ramah Tamah yang berjalan dengan meriah. Karena selain menghadirkan hiburan Organ Tunggal, setiap kelompok juga diwajibkan untuk mempersembahkan penampilan seperti menyanyi, menari, melawak, dan sebagainya.

       Akhirnya berdasarkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan, peserta terbaik pada kegiatan MOMaB 2010 tersebut diraih oleh Taryono dari kelompok 17 (Neil Amstrong), serta kelompok terbaik yang dinilai dari aspek kehadiran, kekompakan serta minimnya melakukan kesalahan, diraih oleh kelompok I (Al Khawarizmi). Dan berdasarkan voting dari para peserta, panitia juga mengadakan pemilihan panitia yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu: David Haryono (sebagai panitia terbaik pria), Gt. I Ntan Permatasari (sebagai panitia terbaik wanita), Idrus As-Seggaf (sebagai panitia tergalak pria), Maria Paramitha (sebagai panitia tergalak wanita), Nasruddin (sebagai panitia terfavorit pria), Maria Paramitha (sebagai panitia terfavorit wanita), dan Maria Paramitha (sebagai panitia pendamping terbaik).